Salah satu hambatan paling signifikan dalam pengelolaan perikanan dan konservasi laut adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya, kerentanan, dan konektivitas antara manusai dan laut. kebutuhan yang paling mendesak dalam konservasi laut adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang koneksitifitas manusia dan laut serta meningkatkan perilaku pro-lingkungan. Saat ini, strategi pembinaan sikap dan perilaku yang mendukung pemanfaatan lingkungan alam yang berkelanjutan merupakan strategi yang gencar dilakukan secara global dalam mendukung pembangunan perikanan yang berkelanjutan. Pendidikan terkait laut merupakan hal yang fundamental yang harus diberikan kepada anak-anak teruatama anak-anak pesisir. Anak-anak yang mampu memahami pentingnya lautan bagi umat manusia dan berkomunikasi tentang lautan akan mempengaruhi teman sebaya dan keluarga. Ketika dewasa, diharapkan dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab terhadap pemanfaatan laut. Hal ini selaras dengan Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Diantara tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yaitu: bahwa sangat penting untuk “memastikan pendidikan berkualitas” (SDG 4), membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan; “mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya” (SDG 13); serta “melestarikan dan menggunakan samudra, laut, dan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan” (SDG14). Namun hingga saat ini, isu kurikulum sekolah nasional di seluruh dunia ialah kurangnya literasi laut, Selain itu, topik pesisir dan kelautan hampir tidak ada dalam kurikulum Sains dan Geografi di berbagai negara termasuk di Indonesia.
Menyikapi permasahan tersebut, mahasiswa Universitas Samawa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian kepada masyarakat (PKM-PM) yang didukung oleh FIP2B membentuk Pustaka Anak Laut. Pembentukan pustaka anak laut ini bertujuan untuk meningkatkan literasi laut anak-anak di pesisir Teluk Saleh. Pada tahun ini, fokus kegiatan Pustaka Anak Laut diadakan di Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Anak-anak yang akan dibina pada kegiatan ini ialah anak-anak yang tergabung dalam TPQ Ar-Rahman.
Kegiatan Pustaka Anak Laut ini resmi dibuka Pada hari Ahad tanggal 06 Agustus 2023 bertempat di Dusun Prajak, Desa Batu Bangka. Acara ini dihadiri oleh Bapak Faturrahman (pembina TPQ Ar-Rahman), sebagian masyarakat Dusun Prajak, Dr. Neri Kautsari., S.Pi., M.Si yang merupakan pembimbing kegiatan PKMPM, Tim PKM-PM Universitas Samawa (Petira Rimba Hidayat, Ratna Sary, Tasyah Ayu Diahpebila, Ardiansyah) serta anggota HMPS MSP. Pada kesempatan ini, Dr. Neri Kautsari, S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing kegiatan PKM-PM sekaligus anggota FIP2B-NTB menyampaikan bahwa pemahaman terkait laut terutama konektivitas antara manusia dan laut perlu ditanamkan sejak usia dini.
Anak-anak yang dibekali pengetahuan tentang laut diharapkan menjadi generasi yang sadar laut sehingga dapat mendukung perikanan berkelanjutan. Faturrahman selaku pembina TPQ Ar-Rahman sekaligus anggota POKMASWAS menyampaikan rasa terima kasih kepada TIM PKM-PM yang telah memberikan dukungan kepada TPQ Ar-Rahman dan memberikan edukasi kepada anak-anak Dusun Prajak. Petira Rimba Hidayat selaku ketua PKM-PM Pustaka Anak Laut menyampaiakan bahwa pembelajaran di pustaka anak laut akan dilakukan sesuai dengan kurikulum ocean literacy laut for all yang dikembangkan oleh UNICEP. PKM-PM ini didanai oleh KEMENDIKBUDRISTEKDIKTI Tahun 2023. TIM PKM-PM berharap kegiatan ini dapat menjadi bagian dari membentuk generasi yang sadar laut dan dapat mengatasi permasalahan perilaku merusak laut.